Percakapan disatu petang dengan saudari-saudariku kembali melayangkan pikiranku terkait karakteristik ikhwan atau perlakuan ikhwan terhadap akhwat...
Mengapa ikhwan yang aku temui seringkali begitu???
Banyak ikhwan-ikhwan yang mengeluh bahwa akhwatnya terlihat lebih "perkasa" daripada mereka.
dari keluhan-keluhan yang terlontar tercermin rasa tidak suka dan ketidaknyamanan yang mereka rasakan akan kondisi ini.
Entah mengapa mereka mereka merasa seperti itu.
Apakah salah karena kami lebih sering memiliki inisiatif? apakah salah karena kami tidak tahan untuk segera bertindak ketika merasa ada sebuah ketidakberesan? apakah salah ketika kami bertindak lebih cepat dari mereka? apakah salah ketika kami memikirkan akan setiap detail? apakah salah ketika kami berharap dan meminta mereka untuk bisa bertindak lebih responsif????
Katakan dimana kesalahannya??
Katakan dimana kesalahannya??
Mereka mengatakan bahwa mereka menghormati seorang wanita, mereka mengatakan bahwa mereka menghargai wanita... tapi perlakuan dan pemikiran yang mereka samppaikan secara tidak langsung menekankan bahwa wanita itu lemah, bahwa wanita itu harus selallu di bawah mereka. apakah ini hanya sisi subjektifitasku dalam menangkap ketidaksinkronan dalam ucapan dan perilaku mereka??? Entahlah.. tapi memang itu yang aku rasa.
Kenapa harus selalu akhwat yang harus bermuhasabah? kenapa harus selalu akhwat yang dituntut untuk memperbaiki dan merubah diri?? Bukankah itu memang harus dilakukan oleh semua orang?? tapi mengapa kami terkesan lebih berat mengalai tuntutan itu??
Mengapa jarang ikhwan yang aku kenal mau dengan legowo mengakui kesalahannya? mau dengan mudahnya bermuhasabah? mau dengan ikhlasnya menerima pemikiran seorang wanta? beribu mengapa yang sejak dulu belum terjawab...
Aku menulis hal ini bukan karena aku menganggap bahwa kaumku lebih mulia atau meminta penghargaan dari siapapun. tapi untuk mengungkapkan keresahan yang selama ini aku rasakan.. lama sudah aku memendam ini, jaaauuhhh..jauh sejak dahulu. sudah berusaha aku pendam, sudah berusaha agar tak lagi aku ungkapkan dan mencoba untuk menerima segala situasi yang aku hadapi, tapi lagi dan lagi banyak kondisi yang kembali menyulut sisi sensitifitasku untuk kembali menguak keresahan ini.
Maaf kepada yang merasa tersakiti dengan ini....
Yang bodoh, dhoif, dan (mungkin) tak tahu diri,
_Al-Hawra_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar