Jumat, 06 April 2012

Kesiapan Menerima Beban dan Kekuatan Keimanan

1. QS. Al-Muzammil (1-20)
Bagian I : ayat 1-19
Bagian II : ayat 20

Bagian I (Ayat 1-19)
  • Al-Iqo (Nada, tekanan, dan irama bernuansa kelembutan, ketenangan, dan keagungan)
a.       Taklif (Tugas dan beban yang agung)
b.      Urusan yang serius
c.       Kedahsyatan yang bertubi-tubi, 3 macam kedahsyatan yang bertubi-tubi:
-          Ucapan yang berat
-          Ancaman yang menakutkan
-          Posisi atau jabatan
  • Al-mutawa (kandungannya)
Persiapan Taklif:
1.       Qiyamul Lail secara khusus
2.       Sholat
3.       Membaca qur’an dengan tartil
4.       Dzikir dengan pebuh kekhusyuan
5.       Tawakkal kepada Allah
6.    Al-Hazar Al-Jamil
7.       Bersabar
8.       Membiarkan urusan para pendusta untuk dihadapi oleh Allah SWT

Bagian II (Ayat 20)
Allah memberikan:
  1. Lamsah (Sentuhan Kelembuatan) à Kasih sayang
  2. Taujih (arahan) à Untuk melakukan ketaatan kepada Allah
  3. Talwih ( Isyarat) à Terhadap rahmat dan ampunan Allah


Inti dari surat Al-Muzammil:
  1. Untuk mengembalikan umat manusia dari kesesatan
  2. Kesabaran untuk menghadapi sikap manusia yang menyakitkan
  3. Mujahadah dalam membina hati nurani umat manusia

Harapannya manusia terbebas dari:
  1. Materi yang menggiurkan
  2. Kelezatan yang membuat terlena
  3. Bersantai-santai dan tidak memiliki visi-misi
  4. Tidur kepanjangan

Sholat Tahajjud menyiapkan fisik dan ruh untuk mengemban amanah, karena sholat malam melatih kita untuk bisa beribadah dalam kondisi yang sangat “berat”


2. QS. Al-Mudatsir
Secara garis besar surat Al-Mudatsir terbagi menjadi 5 penggalan:
  1. Al-Maqto Al-Awal
a.       Diawali dengan panggilan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk memikul urusan yang besar
b.      Allah seakan menserabut nabi saw dari keadaan berselimut menuju jihad
c.       Taujih untuk bersiap-siap
d.      Taujih kepada Rasulullah dalam memikul urusan yang besar
Bekal rasulullah dalam mengemban risalah, memakai taujih robbani:
-          Fa Robbaka fa Kabbir
-          Tsiabaka fa Thahhir
-          Arrujza Fahjur
-          Wa tamnun tas taqtsir
-          Wa lirobbika fasbir
  1. Al-Maqto Ats-Tsani
Ancama Allah kepada yang mendustakan hari akhirat
  1. Al-Maqto Ats-Tsalits (mulai dari ayat 11-31)
Berisi tentang 3 hal:
1.       Ciri atau sifat orang yang mendustakan
a.       Allah memberikan kekayaanyang sangat banyak
b.      Putra-putra ynag mash hidup yang hadir dengannya
c.       Allah melimpahkan kenikmatan dan kedudukan
d.      Ia ingin agar Allah menambah nikmatnya
e.      Sangat membangkang terhadap ayat-ayat Allah
2.       Penyebab Allah menyatakan perang dengan pendusta
a.       Ia telah berpikir tentang Al-qur’an, sudah menyiapkan penilaian, berpikir sangat serius dan mendalam
b.      Lalu ia mengulangi dan mengulangi apa yang ia pikirkan
c.       Wajahnya menjadi muram dan menghitam
d.      Menyombongkan diri
e.      Menyatakan Al-qur’an adalah sihir
3.       Nasib atau perjalanan akhir sang pendusta
Jalan akhirnya menuju neraka
  1. Al-Maqto Al-Rabi (Mulai dari ayat 32-48)
Pembicaraan tentang neraka saqor;
a.       Masyahid kauniyah (Pemandangan alam semesta)
b.      Maqom ( Kedudukan ornag-orang yang berbuat dosa)
c.       Maqom (Kedudukan Ash-shob Al-Yamin) à menanyakan kepada para pendosa akan dosa-dosa mereka
d.      Pengakuan orang-orang yang berbuat buruk/dosa
Kesalahan:
1.       Tidak melaksanakan sholat
2.       Tidak mengindahkan fakir miskin
3.       Suka buang-buang waktu
4.       Mendustakan hari pembalasan
  1. Al-Maqto Al-Khamis (pada bagian terakhir surat)
Tentang sikap Al-Mukadzibin terhadap dakwah (berlari dari tugas-tugas dakwah)
Penyebab:
a.       Hasad (Iri/dengki)
b.      Takut kepada Allah