Minggu, 02 Maret 2014

S.Pd

"Kelak, tragedi akan berubah menjadi komedi".. Itulah kalimat yang saya ingat pernah disampaikan oleh salah seorang sahabat ketika kami sedang berbincang. Malam ini, saya meresapi kembali kalimat tersebut. Merefleksi salah satu perjalanan hidup yang memberikan saya begitu banyak pelajaran. Sebuah proses untuk mendapatkan legalisasi tiga huruf di belakang nama saya, S.Pd. Proses yang bernama SKRIPSI atau Skrips**T atau skripsweet atau skripsweat, atau apapun orang ingin menyebutnya.

Skripsi yang membuat hidup saya tidak tenang pada saat itu.. benar-benar tidak tenang. Makan ingat skripsi, Nonton ingat skripsi, Diangkot ingat skripsi, Ketika tidur mimpi ketemu dosen pembimbing (bangun tidur jelas mikirin skripsi), Ke kampus ingat skripsi, eh giliran lagi gak ingat skripsi, malah banyak yang mengingatkan.. It was annoying!!!

Saya memulai skripsi di tahun 2012. Bisa dibilang memulainya pun sudah tidak baik, karena saya mengerjakan proposal skripsi tanpa persiapan yang matang dan hanya dalam waktu satu minggu. Yup! satu minggu mengerjakan tiga bab sekaligus. Frustrasi sudah tentu, apalagi ketika pengumpulan proposal jatuh tepat di hari ulang tahun saya, tanggal 1 Februari. Jelas di tahun 2012, tanggal 1 Februari cukup menjadi tanggal yang kelabu bagi saya. Kelabu karena hari itu selain dipenuhi dengan doa, juga dipenuhi dengan air mata karena tekanan yang begitu besar.

Setelah seminar proposal dan mendapatkan dosen pembimbing, saya hanya konsultasi 1 kali di bulan April. Setelah itu, berkas-berkas skripsi hanya menjadi tumpukan di kamar dan folder bernama "lulus tahun ini..aamiin" di laptop saya juga tak bertambah isi file di dalamnya. Saya fokus untuk mengajar dan menjalankan amanah-amanah saya. Saya sadar secara penuh bahwa apa yang lakukan bisa menunda kelulusan saya dari kampus tercinta. Namun, saya siap menghadapi resikonya karena saya tahu apa yang saya lakukan.. in syaa Allah.

Saya bertekad untuk kembali mengumpulkan serpihan-serpihan semangat mengerjakan skripsi setalah amanah saya di BEM UNJ selesai. Setelah lebih dari satu semester mati suri (tanpa cuti), bulan Januari 2013 saya mulai membuka kembali berkas-berkas dan folder skripsi, kembali mengumpulkan keberanian untuk bertemu dengan dosen pembimbing, dan berharap mereka masih mengingat saya sebagai mahasiswa bimbingannya. Awal Februari saya baru rajin kembali mengetik huruf demi huruf untuk menambah lembar demi lembar skripsi saya. Semangat yang tadinya berkobar sempat turun kembali dan membuat saya meminta saran serta penguatan dari sana-sini. tetapi akhirnya saya menyadari bahwa sebanyak apapun orang yang memberikan semangat, kunci utama tetap terletak pada tekad yang ada di dalam diri kita.

Saya bertekad harus lulus semester ini juga, itu artinya saya harus selesai mengerjakan skripsi di akhir bulan Mei. Target itu terasa cukup berat karena di bulan Maret saja saya masih berkutat dengan BAB I. Alhasil saya harus benar-benar fokus skripsi pada saat itu. sibuk mencari data, studi pendahuluan, diskusi sana-sini, cari referensi sana-sini, download jurnal sebanyak-banyaknya meskipun saya tidak tahu mana yang akan saya gunakan, rajin konsul dengan dosen, revisi berkali-kali, rajin banget ke perpustakaan, baca buku komposisi yang isinya tentang tata bahasa Indonesia yang bikin pusing, jadwal tidur dan makan menjadi semakin tak karuan, hingga "menelantarkan" amanah lainnya.

Waktu semakin beralu, progress skripsi saya pun meningkat satu per satu. Bulan Juni saya turun lapangan mengambil data, mencari waktu di tengah responden saya yang tengah UAS dan setelah dapat waktu yang pas, ternyata Allah memberikan skenario lain. beberapa hari menjelang pengambilan data, saya terkena penyakit cacar. Kata dokter, selama sekitar 2 minggu saya harus beristirahat di rumah. Hal itu membuat saya frustrasi, hingga akhirnya saya nekat untuk tetap mengambil data. Padahal saya baru tiga hari terkena cacar dan memiliki resiko untuk bertambah parah atau menular ke orang lain. Jadilah saya mengambil data alam kondisi sedang cacar, antara takut dan nekat. Saya takut kalau responden saya tertular cacar juga. Tapi saya yakin kalau Allah pasti memberikan pertolongan, yang harus saya lakukan hanyalah terus berusaha dan menunjukkan kesungguhan hingga pantas diberikan pertolongan. Alhamdulillah semua berjalan lancar.

Saya terus berusaha untuk mengejar dan bisa ikut seminar hasil semester ini. Meskipun tanggal seminar hasil sudah ditentukan dan skripsi saya belum selesai, saya terus fokus mengerjakan. Alhamdulillah saya memiliki dosen yang sering memotivasi kalau saya  in syaa Allah bisa selesai semester ini. Alhamdulillah jadwal seminar hasil diundur dan pada akhirnya skenario Allah memutuskan bahwa saya bisa mengikuti seminar hasil di tanggal 16 Juli 2013, sidang skripsi tanggal 25 Juli 2013, dan wisuda tanggal 10 Oktober 2013. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Alhamdulillaah.. Saya lulus dari kampus tercinta dalam waktu 5 tahun. ada yang bilang kalo 5 tahun itu waktu yang lama, tetapi menurut saya itu waktu yang sangat pas dan tepat. Saya menyelesaikan amanah formal saya lalu fokus mengerjakan skripsi dalam waktu 4 bulan dan mendapatkan nilai sangat memuaskan.

Kini saya merasa bahwa apa yang terjadi memberikan saya begitu banyak pelajaran. Bahwa tidak ada amal yang sia-sia, bahwa Allah tidak akan menelantarkan kita yang tengah berjuang dan berdoa, mendekat terus padaNya maka ia menunjukkan jalanNya, bersungguh-sungguhlah tunjukkan kesungguhanmu padaNya maka keajaiban akan datang.

Janji Allah memang pasti.. "Dan Katakanlah: 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.' (QS. At-Taubah: 105)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar